Senin, 14 Mei 2012

BBM Naik Kontraproduktif Terhadap Perekonomian ?

 
Oleh:
                                                                Idris Parakkasi



 BBM Naik Kontraproduktif Terhadap Perekonomian ?
Konsultan Ekonomi Syariah


Menaikkan harga BBM bersubsidi sebagai upaya menyelamatkan APBN bukanlah sebagai solusi yang tepat.  Masalahnya, lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Artinya, kebijakan itu tidak produktif bagi perekonomian negara, bahkan kenaikan harga BBM bisa menyebabkan efek negatif terhadap kehidupan ekonomi dan sosial  serta ketahanan nasional. Ada beberapa masukan dari beberapa pengamat ekonomi  dalam menyelamatkan APBN 2012 antara lain. Pertama, pemerintah harus menghitung ulang besaran subsidi dengan mengacu pada biaya pokok produksi BBM. Kedua, pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur gas sebagaimana instalasi infrastruktur listrik dan PDAM karena gas cukup melimpah dan murah. Ketiga, pemerintah perlu mengupayakan koreksi harga jual gas ke luar negeri. Selama ini,  pemerintah menjual harga gas ke negara-negara pelanggan seperti Cina di bawah harga normal. Gas di ekspor pemeritah dengan harga US$3 per mmbtu. Padahal harga normal gas di pasar dunia adalah US$20 per mmbtu. Bila gas dijual normal, bisa menambah pemasukan Rp 30 triliun. Keempat pemerintah dapat memperketat sasaran lifting minyak di APBN dan efisiensi cost recovery untuk memberi tambahan anggaran Rp 65 triliun. Kelima, pemerintah harus segera melakukan konversi energi supaya tidak hanya bertumpu pada energi migas. Keenam pemerintah harus segera mengambil alih proses eksplorasi dan pengelolaan energi untuk dikelola negara tanpa melibatkan pihak asing untuk menuju kemandirian energi. Bila semua kebijakan itu dilakukan, pendapatan kas negara dari sektor migas akan bertambah lebih besar ketimbang menaikan harga BBM Rp1.500 yang hanya menyelamatkan Rp 45 triliun. Menurut pengamat ekonomi  kenaikan BBM belum menjadi prioritas utama bagi pemerintah untuk menyelamatkan APBN. Menurut nya kalau dihitung-hitung, jika BBM dinaikkan Rp 1.500 maka pemerintah mengeluarkan dana untuk subsidi sekitar Rp 160 triliun sedangkan jika tidak dinaikkan maka pemerintah mensubsidi sekitar Rp 178 triliun. “ini kan terpautnya sedikit sekali, cuman Rp 18 triliun saja. Lebih baik tidak usah dinaikkan dan pemerintah mencari solusi untuk menutupi yang Rp 18 triliun.  Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menambah pemasukan negara dalam upaya menyehatkan APBN yaitu menaikkan harga tarif tol untuk mobil pribadi dan tetap murah untuk angkutan umum saja. Imbas kenaikan BBM akan melanda lebih banyak orang sementara kenaikan tol justru banyak dampak positifnya. Jika tarif tol dinaikkan maka: banyak investor berminat untuk membangun jalan tol karena menurut kalkulasi bisnis modal akan kembali lebih cepat dan lebih banyak. Infrastruktur akan bertambah kualitas,  kuantitasnya serta  memungkinkan banyak yang akan lebih memilih untuk naik transportasi umum saja. Jika diiringi dengan perbaikan kualitas dan kuantitas maka modal transportasi umum akan semakin berkembang dan diminati. harga sayur-mayur dan sembako lainnya tidak banyak berubah karena truk tidak kena dampak kenaikkan tol. para pemilik mobil pribadi  demi menjaga gaya hidup akan bekerja lebih keras agar tetap bermobil. Perekonomian justru semakin meningkat, karena kalangan  ini lebih pintar mencari uang dibanding kelas masyarakat bawah. Tidak perlu khawatir akan ada demo apalagi yang anarkis dimana dampak yang ditimbulkan  mungkin ongkos sosial dan ekonomi bisa melebihi beban subsidi BBM . Masih banyak tarif lain yang bisa dinaikkan tanpa perlu menaikkan harga BBM. Tarif Pajak yang tinggi untuk kendaraan mewah, barang-barang mewah, hotel dan rumah-rumah mewah. Tarif fiskal untuk kepergian ke luar negeri yang sifatnya rekreasi dan untuk belanja. Dan masih banyak lagi. Intinya: orang kaya dan yang mampu menghasilkan banyak uang yang harus banyak memberikan kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat. Disamping itu peningkatan pendapatan  dari sumber-sumber non migas harus terus dilakukan dengan memaksimalkan potensi pengelolaannya seperti, pertanian, peternakan, perkebunan, pertambangan, perikanan, kelautan, kerajinan dan jasa. Hal ini juga akan meningkatkan laju ekonomi, membuka lapangan kerja dan menggerakkan sektor riil serta investasi.
Kenaikan BBM akan berdampak pada lemahnya daya beli masyarakat yang selama ini sudah sangat susah, karena pendapatan hidup yang rendah. Daya beli yang rendah dapat menyebabkan permintaan barang dan jasa akan menurun sehingga kegiatan produksi dari industri akan stagnan bahkan berkurang. Lemahnya tingkat transaksi ekonomi dimasyarakat akan dapat menyebabkan kelesuan ekonomi yang pada ujungnya akan melemahnya pendapatan pajak dan restribusi yang  berimplikasi pada pendapatan negara. Lemahnya pergerakan industri, dunia usaha dan aktivitas ekonomi dapat membuka peluang pengangguran dan kemiskinan serta kesenjangan sosial yang akan berdampak pada masalah sosial dan ekonomi antara lain; meningkatnya kriminal, perdagangan anak dan perempuan, ketidak harmonisan keluarga dan masyarakat serta penyakit kejiwaan.
Islam memandang bahwa sumber-sumber kehidupan utama seperti air, api (energi) dan lahan bekerja setiap manusia harus dinikmati oleh semua kalangan masyarakat mulai lapisan bawah sampai atas, tidak boleh dikuasai, dinikmati  atau dimiliki oleh sebagian orang saja. Pemimpin dapat melakukan intervensi dan penegakan hukum terhadap pelanggaran yang serakah terhadap kebutuhan hajat orang banyak serta tidak boleh melakukan kepemihakan pada pemilik modal (kapitalis). Bahkan pemerintah harus membuat kebijakan  mencari sumber-sumber lain untuk mensubsidi kebutuhan hidup hajat orang banyak. Rasulullah bersabda: “Manusia itu berserikat (bersama-sama memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api”.[HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasaai). Olehnya itu seorang pemimpin harus mampu mengatur kemudahan urusan rakyatnya bukan sebaliknya memberikan pembebanan. Nabi bersabda “Ya Allah, barangsiapa memiliki hak mengatur suatu urusan umatku, lalu ia menyempitkan mereka, maka sempitkanlah dirinya; dan barangsiapa memiliki hak untuk mengatur suatu urusan umatku, lalu ia memperlakukan mereka dengan baik, maka perlakukanlah dirinya dengan baik”.(HR. Imam Ahmad dan Imam Muslim). Olehnya itu BBM sebagai kebutuhan hajat orang banyak harus dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Seharusnya harga BBM  semurah mungkin. Kalau kita bandingkan negara Arab Saudi harga bensin hanya  Rp.1.119/liter bahkan Nigeria hanya  Rp. 930/liter. Harga BBM yang murah akan mendorong dan membantu masyarakat dalam menggerakkan usahanya sehingga produktivitasnya bisa meningkat. Potensi penyalahgunaan BBM murah dengan menyelundupkan ke negara lain yang dilakukan oknum tertentu bisa menjadi masalah, namun disini dibutuhkan ketegasan pemerintah untuk melakukan tindakan hukum tanpa pandang bulu bahkan kalau perlu hukuman mati. Wallahu ‘Alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar