Oleh:
Idris Parakkasi
BBM
Naik Kontraproduktif Terhadap Perekonomian ?
Konsultan
Ekonomi Syariah
Menaikkan
harga BBM bersubsidi sebagai upaya menyelamatkan APBN bukanlah sebagai solusi
yang tepat. Masalahnya, lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.
Artinya, kebijakan itu tidak produktif bagi perekonomian negara, bahkan
kenaikan harga BBM bisa menyebabkan efek negatif terhadap kehidupan ekonomi dan
sosial serta ketahanan nasional. Ada
beberapa masukan dari beberapa pengamat ekonomi
dalam menyelamatkan APBN 2012 antara lain. Pertama, pemerintah harus
menghitung ulang besaran subsidi dengan mengacu pada biaya pokok produksi BBM.
Kedua, pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur gas sebagaimana
instalasi infrastruktur listrik dan PDAM karena gas cukup melimpah dan murah. Ketiga,
pemerintah perlu mengupayakan koreksi harga jual gas ke luar negeri. Selama
ini, pemerintah menjual harga gas ke
negara-negara pelanggan seperti Cina di bawah harga normal. Gas di ekspor
pemeritah dengan harga US$3 per mmbtu. Padahal harga normal gas di pasar dunia
adalah US$20 per mmbtu. Bila gas dijual normal, bisa menambah pemasukan Rp 30
triliun. Keempat pemerintah dapat memperketat sasaran lifting minyak di APBN
dan efisiensi cost recovery untuk memberi tambahan anggaran Rp 65
triliun. Kelima, pemerintah harus segera melakukan konversi energi supaya tidak
hanya bertumpu pada energi migas. Keenam pemerintah harus segera mengambil alih
proses eksplorasi dan pengelolaan energi untuk dikelola negara tanpa melibatkan
pihak asing untuk menuju kemandirian energi. Bila semua kebijakan itu
dilakukan, pendapatan kas negara dari sektor migas akan bertambah lebih besar
ketimbang menaikan harga BBM Rp1.500 yang hanya menyelamatkan Rp 45 triliun. Menurut
pengamat ekonomi kenaikan BBM belum
menjadi prioritas utama bagi pemerintah untuk menyelamatkan APBN. Menurut nya
kalau dihitung-hitung, jika BBM dinaikkan Rp 1.500 maka pemerintah mengeluarkan
dana untuk subsidi sekitar Rp 160 triliun sedangkan jika tidak dinaikkan maka
pemerintah mensubsidi sekitar Rp 178 triliun. “ini kan terpautnya sedikit
sekali, cuman Rp 18 triliun saja. Lebih baik tidak usah dinaikkan dan
pemerintah mencari solusi untuk menutupi yang Rp 18 triliun. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
menambah pemasukan negara dalam upaya menyehatkan APBN yaitu menaikkan harga tarif
tol untuk mobil pribadi dan tetap murah untuk angkutan umum saja. Imbas
kenaikan BBM akan melanda lebih banyak orang sementara kenaikan tol justru banyak
dampak positifnya. Jika tarif tol dinaikkan maka: banyak investor berminat
untuk membangun jalan tol karena menurut kalkulasi bisnis modal akan kembali
lebih cepat dan lebih banyak. Infrastruktur akan bertambah kualitas, kuantitasnya serta memungkinkan banyak yang akan lebih memilih
untuk naik transportasi umum saja. Jika diiringi dengan perbaikan kualitas dan
kuantitas maka modal transportasi umum akan semakin berkembang dan diminati.
harga sayur-mayur dan sembako lainnya tidak banyak berubah karena truk tidak
kena dampak kenaikkan tol. para pemilik mobil pribadi demi menjaga gaya hidup akan bekerja lebih keras
agar tetap bermobil. Perekonomian justru semakin meningkat, karena kalangan ini lebih pintar mencari uang dibanding kelas
masyarakat bawah. Tidak perlu khawatir akan ada demo apalagi yang anarkis
dimana dampak yang ditimbulkan mungkin
ongkos sosial dan ekonomi bisa melebihi beban subsidi BBM . Masih banyak tarif
lain yang bisa dinaikkan tanpa perlu menaikkan harga BBM. Tarif Pajak yang
tinggi untuk kendaraan mewah, barang-barang mewah, hotel dan rumah-rumah mewah.
Tarif fiskal untuk kepergian ke luar negeri yang sifatnya rekreasi dan untuk
belanja. Dan masih banyak lagi. Intinya: orang kaya dan yang mampu menghasilkan
banyak uang yang harus banyak memberikan kontribusi kepada kesejahteraan
masyarakat. Disamping itu peningkatan pendapatan dari sumber-sumber non migas harus terus
dilakukan dengan memaksimalkan potensi pengelolaannya seperti, pertanian,
peternakan, perkebunan, pertambangan, perikanan, kelautan, kerajinan dan jasa. Hal
ini juga akan meningkatkan laju ekonomi, membuka lapangan kerja dan menggerakkan
sektor riil serta investasi.
Kenaikan
BBM akan berdampak pada lemahnya daya beli masyarakat yang selama ini sudah
sangat susah, karena pendapatan hidup yang rendah. Daya beli yang rendah dapat
menyebabkan permintaan barang dan jasa akan menurun sehingga kegiatan produksi
dari industri akan stagnan bahkan berkurang. Lemahnya tingkat transaksi ekonomi
dimasyarakat akan dapat menyebabkan kelesuan ekonomi yang pada ujungnya akan
melemahnya pendapatan pajak dan restribusi yang
berimplikasi pada pendapatan negara. Lemahnya pergerakan industri, dunia
usaha dan aktivitas ekonomi dapat membuka peluang pengangguran dan kemiskinan
serta kesenjangan sosial yang akan berdampak pada masalah sosial dan ekonomi
antara lain; meningkatnya kriminal, perdagangan anak dan perempuan, ketidak
harmonisan keluarga dan masyarakat serta penyakit kejiwaan.
Islam memandang bahwa
sumber-sumber kehidupan utama seperti air, api (energi) dan lahan bekerja
setiap manusia harus dinikmati oleh semua kalangan masyarakat mulai lapisan
bawah sampai atas, tidak boleh dikuasai, dinikmati atau dimiliki oleh sebagian orang saja. Pemimpin
dapat melakukan intervensi dan penegakan hukum terhadap pelanggaran yang
serakah terhadap kebutuhan hajat orang banyak serta tidak boleh melakukan
kepemihakan pada pemilik modal (kapitalis). Bahkan pemerintah harus membuat
kebijakan mencari sumber-sumber lain
untuk mensubsidi kebutuhan hidup hajat orang banyak. Rasulullah bersabda: “Manusia
itu berserikat (bersama-sama memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput, dan
api”.[HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasaai). Olehnya itu seorang pemimpin harus
mampu mengatur kemudahan urusan rakyatnya bukan sebaliknya memberikan
pembebanan. Nabi bersabda “Ya Allah, barangsiapa memiliki hak mengatur suatu
urusan umatku, lalu ia menyempitkan mereka, maka sempitkanlah dirinya; dan
barangsiapa memiliki hak untuk mengatur suatu urusan umatku, lalu ia
memperlakukan mereka dengan baik, maka perlakukanlah dirinya dengan baik”.(HR.
Imam Ahmad dan Imam Muslim). Olehnya itu BBM sebagai kebutuhan hajat orang
banyak harus dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya. Seharusnya harga BBM semurah
mungkin. Kalau kita bandingkan negara Arab Saudi harga bensin hanya Rp.1.119/liter bahkan Nigeria hanya Rp. 930/liter. Harga BBM yang murah akan
mendorong dan membantu masyarakat dalam menggerakkan usahanya sehingga
produktivitasnya bisa meningkat. Potensi penyalahgunaan BBM murah dengan
menyelundupkan ke negara lain yang dilakukan oknum tertentu bisa menjadi
masalah, namun disini dibutuhkan ketegasan pemerintah untuk melakukan tindakan
hukum tanpa pandang bulu bahkan kalau perlu hukuman mati. Wallahu ‘Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar